Amazon Go
Amazon Go
Toko tanpa kasir ini disebut Amazon Go. Sebelum belanja di Amazon Go, pembeli hanya cukup mengunduh aplikasi di ponselnya masing-masing. Aplikasi itu juga terhubung dengan kartu kredit pengguna sehingga setiap barang yang akan dibeli ditagih langsung ke akun aplikasi mereka.
Tanpa aplikasi di ponsel, calon pembeli di Amazon Go tak akan bisa masuk ke dalam toko. Toko ini memasang mesin pindai seperti yang biasa kita temui di stasiun kereta komuter sebagai pintu masuk. Dengan menempelkan ponsel yang terpasang aplikasi Amazon Go, seseorang bisa masuk ke dalamnya.
Sesampainya di dalam, pembeli bebas mengambil barang ke dalam kantong belanja mereka. Lupakan keranjang atau troli sebab otomatisasi di Amazon Go memungkinkan proses belanja tanpa mengantre untuk bayar di kasir.Mesin Amazon tahu ketika suatu barang diambil dari raknya dan mengidentifikasikannya sebagai barang yang akan dibeli. Sebaliknya, ketika barang tersebut dikembalikan ke rak, mesin bakal menyadarinya sebagai barang yang tak jadi dibeli. Semua proses terjadi begitu saja tanpa intervensi manusia.
Proses di Amazon Go ini mengandalkan ratusan sensor, kamera, dan machine learning yang tersebar di seluruh penjuru toko. Sensor dan kamera inilah yang menyaksikan kegiatan pembeli di dalam toko.
Hal lain yang mencolok dari Amazon Go adalah tempat ini tak bisa dikutil. Reporter The New York Times, dengan izin petugas toko, mencoba mengutil minuman dari sana dengan membungkus minuman itu dengan erat secara diam-diam, lalu mengepitnya di ketiak. Hasilnya, aplikasi tetap tahu si reporter tersebut mengambil barang dan mencatatnya sebagai barang yang dibeli.
Dengan ide dasar Amazon Go yang ingin menghilangkan proses antre untuk membayar, toko canggih ini pun melenyapkan tugas seorang kasir. Amazon berdalih di toko barunya itu peran manusia yang bekerja berubah, tak hilang.
Komentar
Posting Komentar